Mahasiswa yang tengah menuntut ilmu harus bersiap menghadapi tantangan besar yang terjadi di era Revolusi Industri 4.0 yang saat ini tengah terjadi. Perubahan pola baru ini membawa dampak terciptanya jabatan dan keterampilan kerja baru dan hilangnya beberapa jabatan lama.
Era melenial atau Revolusi Industri 4,0 ini telah menggeser dua kekuatan di zaman sebelumnya yang menguasai dunia yakni Low Level Of Power yakni keguatan fisik, dan yang kedua Middle Level Of Power yakni kekuatan ekonomi, seiring dengan perkembangan zaman kedua kekuatan itu tergeser dengan munculnya kekuatan baru yakni High Level Of Power yakni kekuatan IT.
Diera ini satu faktor yang penting adalah keterampilan dan kompetensi yang harus tetap secara konsisten ditingkatkan.
Hal tersebut diutarakan Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama Universitas Muhammadiyah Palu Dr. Rafiuddin Nurdin, S.P.,M.H.,M.P, saat mengisi kuliah umum di kampus Akbid Graha Ananda Palu, Rabu (12/9/2018).
Ia mengatakan, revolusi industri 4.0 merupakan integrasi pemanfaatan internet dengan lini produksi di dunia industri. Perubahan pun terjadi dalam dunia industri dewasa ini yang ditandai berubahnya iklim bisnis dan industri yang semakin kompetitif karena perkembangan teknologi informasi.
Jika mahasiswa tidak mampu menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut, maka kedepan akan terpinggirkan dan hanya bisa menjadi penonton. Jangankan mahasiswa, dampak dari revolusi 4.0 ini telah dirasakan oleh negara adidaya seperti Amerika Serikat. Amerika suka atau tidak suka harus bisa mengakui kemampuan Teongkok (Cina), yang kini lebih unggul dari sisi Teknologi Informasi yang berdampak pada kemampuan otomotif dan ekonomi.
Oleh karena itu. katanya, lembaga pendidikan yang menghasilkan calon tenaga kerja harus mampu menghasilkan lulusan yang memiliki nilai tambah sesuai kebutuhan pasar kerja. Salah satu langkah yang harus ditempuh adalah dengan menyesuaikan dengan kurikum dengan kebutuhan dunia industri. Sehingga mampu meningkatkan kapasitas mahasiswa, yang bisa menjadi mahasiswa berilmu amalia dan beramal ilmiah. “Lembaga pendidikan harus mampu menghasilkan lulusan yang berkarakter, kompeten, dan inovatif, sebab siapa yang menguasai IT akan menguasai dunia,” jelas Rafiuddin.
Namun disisi lain kata Raifuddin, mahasiswa juga harus berusaha mengembangkan keilmunnya, jika perlu sekaligus dapat menciptakan teknologi yang ada korelasi dengan besik keilmuannya. Itu lebih menjamin bila ada pendekatan seperti itu.
Sekaligus orentasi mahasiswa masuk diperguruan tinggi untuk mengejar titel dan ijazah, setelah lulus menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) harus dirubah. Di era melenial ini lulusan harus menguasai IT dan juga memiliki kemampuan dibidang Entrepreneurship.
Sumber: https://sultengraya.com/read/68442/mahasiswa-harus-siap-hadapi-revolusi-industri-4-0/